Untuk lebih lanjut mengenai tradisi Bekakak di daerah Ambaketawang, berikut beberapa informasi yang saya peroleh dari Wikipedia.
Desa Ambarketawang, memiliki tradisi khas berupa penyembelihan bekakak, sepasang boneka temanten (pengantin Jawa) muda yang terbuat dari tepung ketan. Tradisi ini dilaksanakan setahun sekali dalam bulan Sapar dalam Kalender Jawa. Tradisi ini terkait dengan tokoh Ki Wirasuta, satu dari tiga bersaudara dengan Ki Wirajamba, dan Ki Wiradana yang merupakan abdi dalem Hamengkubuwana I yang sangat dikasihi.
Ketika pembangunan Kraton Yogyakarta sedang berlangsung, para abdi dalem tinggal di pesanggrahan Ambarketawang kecuali Ki Wirasuta yang memilih tinggal di sebuah gua di Gunung Gamping. Pada bulan purnama, antara tanggal 10 dan 15, pada hari Jumat, terjadi musibah, Gunung Gamping longsor. Ki Wirasuta dan keluarganya tertimpa longsoran dan dinyatakan hilang karena jasadnya tidak ditemukan. Hilangnya Ki Wirasuta dan keluarganya di Gunung Gamping ini menimbulkan keyakinan pada masyarakat sekitar bahwa jiwa dan arwah Ki Wirasuta tetap ada di Gunung Gamping.
Upacara Saparan semula bertujuan untuk menghormati kesetiaan Ki Wirasuta dan Nyi Wirasuta kepada Sri Sultan Hamengkubuwana I. Tapi kemudian berubah dan dimaksudkan untuk mendapatkan keselamatan bagi penduduk yang mengambil batu gamping agar terhindar dari bencana. Sebab pengambilan batu gamping cukup sulit dan berbahaya. (Wikipedia)
Tradisi Bekakak yang di adakan setiap sekali dalam satu tahun ini adalah tradisi yang PALING INDONESIA banget, karena apa?. Menurut saya Tradisi ini masih terjaga dengan aman untuk adat istiadatnya dan belum ada campur tangan dari dunia luar, walaupun untuk dalam prakteknya pada saat arak-arakan Bekakak untuk kostum dan perangkat lainnya sudah di modifikasi.
Semoga informasi Tradisi dan Kebudayaan Bekakak di Ambarketawang menambah kecintaan dan melestarikan kebudayaan yang ada di Daerah kita dan di Indonesia yang PALING INDONESIA. Tulisan ini saya tulis untuk mengingatkan kita dalam melestarikan tradisi ataupun peningggalan pendahulu kita dan juga untuk ikut serta dalam lomba blog dalam rangka ulang tahun ke 17 Telkomsel yang diadakan oleh Komunitas Blogger Makassar, AngingMammiri.org bekerjasama dengan Telkomsel area SUMALPUA ( Sulawesi Maluku Papua ) dengan Tema PALING INDONESIA.
5 Komentar
nice info :) Portal Update
Balastulisannya bagus.. kunjungi juga tulisan saya ya Iwak Peyek dan Garuda yang Tidak Pernah Terbang
Balasterima kasih untuk komentarnya,
Balaskita memang harus memelihara kebudayaan yang di tinggalkan oleh leluhur kita untuk tetap menjadi ciri khas dari tiap-tiap daerah yang memiliki kebudayaan masing-masing.
hmm, ini semacam festival tahunan di jogja gitu ya? sepertinya menarik, biasanya diadakan di bulan apa ya?
Balastulisan ini saya untuk mengikuti lomba blog yang diadakan oleh Komunitas Blogger Makassar, AngingMammiri.org.
Balasdan yang pasti tentang PALING INDONESIA, disini saya mengangkat daerah saya Yogyakarta. untuk tetap melestarikan kebudayaan yang sudah mulai terlupakan oleh gaya modern.
Penulisan markup di komentar